Berawal dari sebuah masjid yang suram nggak keurus, terpilihlah marbot baru, si penjual es tung-tung.
Dimulailah perjalanan si marbot menjaga kebersihan, ketenangan, dan kedamaian masjid itu.
***
Awalnya, saya langsung ngebatin, "hish, gambarnya jelek, nih."
*dilempar sendal*
Tapi memang masih termasuk kasar gambarnya. Termasuk panel dan balon katanya... *ini sengaja apa gimana, ya? Saya nggak paham* Yang jelas, cukup mengganggu.
Minus yang lain adalah posisi hadits atau ayat yang ada di akhir kisah tu salah penempatan, deh.
Misalnya setelah cerita 9, Tempat yang pas untuk berdagang dan mengemis, dimasukkan hadits tentang wudhu. Atau setelah cerita 14, Niat sampingan, dimasukkan hadits tentang imam.
Minus lainnya lagi, pembuka komik ini kurang runtut--menurut saya. Mestinya, Pak Haji itu nongol lebih dini. Dia kan agak2, tuh... Agak gokil maksudnya.
Nah, saya sudah berniat mau ngasih bintang 2 aja tadinya.
Tapi, karena ceritanya sesuai dengan kenyataan, terus semakin ke belakang semakin gokil, dan ekspresi tokoh-tokohnya nyebelin *lah?* maka saya naikkan jadi 3 bintang. *kalo ada sih 2,5..., tapi untuk komik ini saya bulatkan ke atas*
Kutipan favorit dari Pak Haji:
"Apa manfaatnya sih kalian mengomentari shalat seseorang. Padahal shalat kalian sendiri aja gak pernah kalian perhatikan... apakah sudah benar atau belum."--p. 30
Dan, di komik ini juga diselipin Go Ku (atau Go Han?) serta Nak-Ru-To yang ikut shalat berjamaah... ngoahahahaha....
Demikian. Wassalam.
No comments:
Post a Comment