Selingan kali ini adalah penggunaan kata apalagi dan apa
lagi.
Apa perbedaan keduanya?
Bagaimana posisi yang bisa ditempati dalam kalimat?
Mari kita bahas bersama.
Dalam KBBI offline 1.5, arti apalagi (yang digabung) adalah:
apa·la·gi p kata penghubung antara klausa dan klausa
untuk menguatkan atau menambahkan apa yg telah dibicarakan terdahulu: anak kecil pun sudah
mengerti, -- orang dewasa
Sementara, arti apa lagi (dipisah) adalah:
apa 1
-- lagi lebih-lebih; tambahan lagi;
Penggunaan keduanya jelas berbeda. Saya googling
kata apalagi dan menemukan beberapa lirik lagu yang ditulis keliru. Lirik-lirik
yang saya temukan akan saya gunakan untuk memberi contoh.
Penggunaan apalagi dan apa lagi di awal kalimat.
Ini kutipan lirik lagu Raisa yang judulnya "Serba Salah"
Harus ku akui
Semuanya telah berbeda
Lelah menjalani
Semua serba salah
Apalagi salahku
Apalagi salahmu
Ku tak mengerti
Apalagi salahku
Apalagi salahmu
Apalagi
Semuanya telah berbeda
Lelah menjalani
Semua serba salah
Apalagi salahku
Apalagi salahmu
Ku tak mengerti
Apalagi salahku
Apalagi salahmu
Apalagi
Terinspirasi dari lirik lagu Raisa di
atas, akan saya gunakan untuk memberi contoh penggunaan kedua kata tersebut di
awal kalimat.
Contoh (1)
“Kamu marah?” tanya Mas Tomi yang melihatku terdiam di sudut ranjang.“Masih harus nanya?” sahutku ketus.“Apa lagi salahku?” keluhnya. Aku bisa mendengar nada suara putus asa dari suaranya.
Contoh (2)
“Kamu marah?” tanya Mas Tomi yang melihatku terdiam di sudut ranjang.“Masih harus nanya?” sahutku ketus.“Hhh…. Salah suamimu saja mungkin tak termaafkan. Apalagi salahku.” Aku bisa mendengar kepasrahan dari suaranya.
Terasa kan bedanya?
Pada contoh (1), kesalahan itu selalu
dilakukan Tomi. Karena itu, dia bertanya, kesalahan apa yang dia buat kali ini. Sementara pada contoh (2), ada
perbandingan mengenai efek kesalahan yang dilakukan suaminya dan Tomi.
Pada contoh (2) perbandingan efek yang diterima karena
kesalahan yang dilakukan. Kalimat itu menunjukkan bahwa ketika yang melakukan
kesalahan adalah suaminya, mungkin amarah yang keluar sudah besar. Maka ketika
Tomi yang melakukan kesalahan, efeknya lebih besar lagi dari amarah untuk kesalahan
suaminya itu.
Atau seperti ini:
Amarah untuk kesalahan suami <
Amarah untuk kesalahan Tomi.
Jadi, lirik lagu Raisa itu seharusnya
dipisah atau digabung? Sudah bisa menentukan?
Petunjuknya:
Apakah Raisa ingin membandingkan kesalahan dia dan pacarnya?
Atau:
Apakah Raisa ingin menanyakan kesalahan apa saja yang sudah dia buat dan kesalahan apa saja yang sudah dibuat pacarnya?
Contoh lain saya dapat dari link ini. Entah ini lagu apaan, yang pasti ada di sekitar kita.
Reff:
Apalagi yang kau lihat jahanam, telah cukup hina ku meninggalkanmu
Ampas luka ku ucap
Ampas luka ku ucap
Abaikan dulu penulisan “ku” yang dipisah itu, ya.
Karena kata jahanam terlalu sarkas
menurut saya, akan saya ganti dengan kata “jahat”
Contoh (3)
Apalagi yang kau lihat jahat, wajar saja jika kau pingsan.
Contoh (4)
Apa lagi yang kau lihat, Jahat?
Pada contoh (3), kata apalagi untuk
memperkuat efek kalimat selanjutnya. Penyebab “kau” pingsan ada lebih dari
satu, tapi yang paling kuat efeknya adalah karena hal yang dilihat “kau” adalah
hal yang jahat.
Atau seperti ini:
Penyebab pingsan 1 (tidak disebutkan)
< yang kau lihat adalah hal yang jahat.
Jika saya tambahkan kalimat tersebut
seperti berikut.
Kau sudah terlalu lelah dan lapar. Apalagi yang kau lihat jahat, wajar saja jika kau pingsan.
Maka, maksud yang ingin disampaikan
adalah bahwa efek yang membuat “kau” pingsan ada dua. Dan efek dari sesuatu
yang dilihat “kau” lebih besar dari efek lelah dan lapar
Efek lelah dan lapar < efek hal jahat yang kau lihat.
Sementara pada contoh (4) , menanyakan
hal lain yang telah dilihat “kau”. Dan jahat menjadi sapaan, deh. Soalnya, biar sama kata-katanya, dan sama juga dengan maksud sebenarnya dari kutipan lirik lagu yang jadi inspirasi. *malah ngasih bocoran*
Nah, di lirik lagu itu, kira-kira maksud mana
yang ingin disampaikan?
Penggunaan apalagi dan apa lagi di tengah kalimat.
Kali ini, contohnya dari cuplikan lagu Utha Likumahuwa.
Untuk apa lagi ada cinta di dada
Bila semua ini tak berbunga
Berikanlah waktu untuk diriku ini
Aku pun tak ingin cinta kan terbagi
Bila semua ini tak berbunga
Berikanlah waktu untuk diriku ini
Aku pun tak ingin cinta kan terbagi
Contoh (5)
Untuk apa lagi ada cinta di dada jika jiwa saja tak ingin kau berikan.
Contoh (6)
Jiwa saja akan kuberikan, apalagi hanya cinta di dada.
Nah, contoh (5) dan (6) ini mirip,
tapi maksudnya sangat berbeda.
Coba perhatikan contoh (5). Kata apa
lagi digunakan khusus pada cinta di dada, untuk mengungkapkan bahwa tak ada
guna cinta di dada jika tak ingin memberikan jiwa. Jika kalimat tersebut saya
putus menjadi seperti berikut: “Untuk apa lagi ada cinta di dada?” Maknanya
kurang lebih sama, efeknya serupa.
Sementara contoh (6), lagi-lagi
membandingkan dua hal. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah kekuatan jiwa
dan cinta. Bahwa cinta lebih sepele daripada jiwa.
Atau seperti ini:
Cinta < Jiwa
Penggunaan apalagi dan apa lagi di akhir kalimat.
Contoh kali ini dari lirik lagu Rocket Rockers.
Dan tunggu apalagi…
dapatkan kata yang sebenarnya
Dengarkan langsung dari indah
suaranya…
Contoh (7)
Tunggu apa lagi?
Contoh (8)
“Sudah minum?”“Belum.”“Makan?”“Apalagi.”
Seperti sebelumnya, kata apalagi muncul ketika maksudnya
ingin memberikan efek dramatis, ada hal yang dibandingkan. Kalimat tersebut
ingin menunjukkan bahwa: “Saya belum minum, apalagi makan.” Jadi, dalam kalimat
ini posisi makan lebih tinggi dari minum. Saya buat seperti percakapan pada
contoh (8) karena kemunculan apalagi sebagai kata penghubung memerlukan konteks
situasi yang lebih kompleks.
Sementara kata apa lagi dapat muncul dengan kalimat dan
konteks yang lebih sederhana. Contoh (7) jelas menanyakan hal lain yang
ditunggu sebelum melakukan suatu tindakan.
Mengenai posisi, kedua kata tersebut mungkin menempati
posisi mana pun, awal, tengah, ataupun akhir kalimat. Namun, penggunaannya
sangat berbeda karena arti yang dihadirkan juga berbeda.
Para penulis lirik lagu tanpa disadari ikut menyebarkan kekeliruan penggunaan kedua kata ini, lho.
Yuk, sebagai orang Indonesia, mulai awas
menggunakan kata apalagi dan apa lagi. Termasuk para penulis lirik lagu, ya. Apalagi
para penggiat bahasa.
Nah, semoga penjelasan di atas memberi pencerahan dan
bukannya malah makin buram antara apalagi dan apa lagi. Dan semoga sudah mulai bisa menentukan kapan menggunakan apalagi dan kapan menggunakan apa lagi.
Secara sederhana, mungkin bisa dikatakan sebagai berikut.
Penggunaan kata apalagi digunakan ketika ada hal yang ingin
dikuatkan atau efek yang ingin ditambahkan. Jadi, biasanya akan ada dua unsur
yang muncul. Sementara penggunaan apa lagi digunakan ketika ada hal yang
ingin ditanyakan.
Sebagai penutup, selain lagu Utha Likumahuwa tadi, saya juga nemu penulisan apa lagi yang
tepat di link ini.
Reff:
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu
Sayang, kata di sana dan di sini malah masih digabung. (~..~”) Yang mau
liat perbedaan di yang disambung dan dipisah bisa klik di sini, ya. *Promosi,
tetep, hyakakakakak…. (≧▽≦)≈
Wah makasih ilmunya, Mbak :)
ReplyDeleteSangat bermanfaat XD
ahoy, sama-sama...
DeleteKalo ada blog, boleh di-share di sinih >_<
Saya mau dong berkunjung *tamu yang maksa* Ahahahah... :D
acuannya masih kkbi offline? *ups
ReplyDeleteNgahahahah....
DeleteIya, nih. Belon ada budget buat beli KBBI cetak terbaru.
Denger2 harganya hampir 400rebu. Denger aja udah nyesek.
Bisa dapet Agatha Christie berapa coba itu.
*ah, ampon, perhitungan beud saya inih*
ya ampun, hemat atau pelit itu, buw? beli di obralan Matraman gih, sapa tahu dapat yang 50rb kayak thesaurus dulu (Dion Y)
DeleteEh, kok pake anonymous...? :D
DeleteHyakakakak... shhtt..., jangan ungkit Thesaurus itu.
Beneran bisa dapet, nih?
*cari tempat titip*
Ngahahahahah....
Terimakasih atas infonya. Sangat bermanfaat. (:
ReplyDeleteSama2... :3
Deletesepele tapi sangat besar artinya ... artikel yg sangat bagus dan bermanfaat ...
ReplyDelete