Entri Populer

Thursday, 15 January 2015

Komik Ikut Kata Nabi karya S. Yuwanto



Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)--p. 71

Komik ini tentang pengalaman Nebi, Tomi, Kribo, dan kawan-kawan. Pengalaman sehari-hari yang ditampilkan dalam tiap satu lembar dengan diakhiri satu hadits.

Isinya kebanyakan sesuai dengan keseharian kita.



Komik ini mengingatkan kita untuk mengikuti kata Nabi Muhammmad Saw. dengan cara yang asyik.


Judul: Ikut Kata Nabi
Pengarang: S. Yuwanto
Penerbit: Qultum Media

***

Nah, sekarang penilaian. Ini bukan komik islami pertama yang saya baca. Jadi, saya sudah punya bandingan. 

Di satu sisi, komik ini sudah bagus. Karakter, cerita, plot, semuanya bagus. >_<
Yang bikin saya akhirnya memutuskan ngasih bintang 3 adalah karena satu hadits disampaikan dalam satu lembar.

Di satu sisi, tentu saja cerita dan hadits yang diterima pembaca jadi banyak.

Tapi, di sisi lain, hadits itu--bagi saya--kayak cuma numpang lewat.



Saya baca, ketawa, baca hadits--manggut-manggut.
Saya baca, tertohok, baca hadits--manggut-manggut.
Baca lagi, senyum-senyum, baca hadits--dan seterusnya... *kelamaan manggut2 ntar salah urat pula*

Setelah selesai baca, ya sudah. Hadits2 tadi lewat gitu aja.

Ada beberapa hadits yang saya tandai, karena sedang sesuai dengan hal yang saya alami. Pertama sudah saya sampaikan tadi. Yang kedua:

Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud)--p.86


Yang ketiga:

Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya.(HR. Ahmad dan Abu Dawud)--p.97

Dalam komik ini, saya yang awam tentang hadits, taunya cuma HR. Muslim, Bukhari, Tabhrani, Tirmidzi, dan lain sebagainya, baru denger ada HR. Asy-Syihaab atau HR. Ad-Dailami.

Kalo di komik2 kocak Jepang, biasanya komikus yang iseng nyempilin *ah elah, bahasanya* diri dia di salah satu panel komiknya. Kalo nggak salah tebak, di halaman 14, yang tampak belakang pake kacamata dan terlihat suram itu adalah komikusnyaaa... huahahahaha <(^0^)> *belum tentu bener sudah congkak*

Biasanya, editing tulisan di komik sedikit diabaikan. Mungkin karena pembaca diharap lebih fokus ke gambarnya. Memang, tapi kan lebih nyaman kalo tulisannya diedit dengan ca'em. Komik ini termasuk lumayan minim kesalahan tulis. Minim, artinya masih ada. Tapi, dikiiittt..., terus barusan ngubek2 nyari, nggak ketemu lagi. Ahahahaha....

Oh, bukan berarti harus baku terus jadi kaku. Nggak. Kayak di halaman 22, ada kalimat:

Bentar deh, Neb. ini di mana sih, kok sepi n gelap gini?!

Penggunaan huruf N di sana tentu tidak saya permasalahkan. Lumrah saja. Bahasa sehari-hari kita kan memang seperti itu.

Contohnya, penulisan dimana yang masih disambung begitu. Tapi, yang ketemu contohnya: kata "darimana" yang ditulis gandeng di halaman 31. Udah, contohnya 1 aja. Susah nyari contoh yang laen lagi. Pan udah dibilang tadi, minim....


Oh, iya, favorit saya adegan di halaman 7.

Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya.(HR. Ahmad)--p.7

Saya sering, tuh, nggak nawarin temen makanan. Bukan pelit, tapi saya nggak suka.
Eh..., ternyata temen-temen saya suka. Yes, nggak mubadzir... >_<
*kalo gitu nggak termasuk hadits HR. Ahmad itu, kan?*

No comments:

Post a Comment

Pages