Entri Populer

Monday, 29 August 2016

Pengumuman Pemenang Giveaway Kesetiaan Mr. X

Senang membaca jawaban teman-teman yang sudah ikut giveaway ini. Dan saya sempat bingung menentukan pemenang. Setelah menatap kaca benggala *halah* akhirnya saya memilih:


Eni Lestari


ternyata kalau tahu kuncinya, tahu rahasianya,gampang kok mengerjakan soal yang kelihatan rumit. 
Nah, menurutku itu intinya belajar matematika, yaitu untuk membantu kita belajar menguak persoalan dengan pedoman sesuatu yang sudah ada



Selamat kepada pemenang terpilih. Kamu berhak mendapatkan satu eksemplar buku Kesetiaan Mr. X karya Keigo Higashino terbitan Gramedia. 

Bagi yang belum beruntung, terima kasih banyak sudah ikut menjawab. Tunggu giveaway selanjutnya, ya...!

Maaf kalo selama proses blogtour ada kesalahan atau keterlambatan. 

Terima kasih.

(^0^)/

Wednesday, 24 August 2016

Kesetiaan Mr. X [Ulasan dan Giveaway]




Judul: Kesetiaan Mr. X
Penulis: Keigo Higashino
Penerbit: Gramedia
Tebal: 320 halaman
Tahun Terbit: 2016



Ishigami guru SMA biasa. Dengan perawakan nyaris bulat dan mata sipit, ia tidak bisa dibilang menarik. Tapi, dia merasa tertarik dengan tetangganya, janda beranak satu bernama Yasuko. Agar dapat melihat Yasuko, Ishigami selalu membeli bento di tempat wanita itu bekerja. Selama ini begitu saja, dan Ishigami sudah bahagia.

Suatu ketika, Yasuko kedatangan Togashi, mantan suaminya yang masih menempelinya demi memperoleh uang. Pindah tempat beberapa kali, Yasuko dan putrinya, Misato, tetap berhasil ditemukan Togashi. Tak tahan lagi, terjadilah peristiwa itu.
Dan Ishigami muncul, menawarkan bantuan untuk membebaskan Yasuko dan Misato dari belitan perkara pembunuhan.

Yasuko pun teringat cerita Sayoko, guru matematika ini sepertinya tertarik padanya …. Andai tidak mendengar cerita ini sebelumnya, yasuko pasti akan meragukan nyali Ishigami.—p. 39

Yasuko dan Misato cukup mengikuti instruksi Ishigami. Dan sejauh ini tampaknya berhasil. Alibi ibu dan anak itu memang meragukan, tapi mereka juga tidak berubah status dari “tersangka”. Polisi tidak berhasil menemukan bukti yang bisa membuat mereka ditangkap tapi juga tidak ingin melepaskan perhatian dari keduanya.

Hingga kemudian muncul Yukawa. Bisa dibilang, Yukawa adalah teman Ishigami. Keduanya sama-sama genius, tapi beda bidang. Yukawa fisika dan Ishigami matematika. Keduanya mencintai masing-masing bidang, tapi seperti yang kita semua tahu: cinta saja sering tidak cukup.

Mereka hanya ingin meneliti kajian kesukaan masing-masing tanpa perlu direpotkan oleh hal lain. Tapi kenyataannya, keinginan itu berbenturan dengan berbagai kepentingan dalam kehidupan, dan mereka berusaha menghadapinya dengan cara sendiri-sendiri.

Terdesak oleh perubahan drastis dalam kehidupannya, Ishigami memilih menukar semua kemampuan yang seharusnya bisa membawanya menjadi dosen demi makanan.—p. 97

Yukawa adalah kawan dengan kemampuan berpikir yang sepadan dengan Ishigami. Tapi, itu juga berarti Yukawa adalah lawan yang berat. Begitu mengetahui polisi yang bertugas mengungkap pembunuhan Togashi sering berbincang dengan Yukawa, Ishigashi bisa menerka bahwa soal yang dibuatnya untuk polisi bisa jadi dipecahkan oleh Yukawa.

Belum lagi, ada kehadiran Kudo yang jelas-jelas terlihat tertarik dan berhasil menarik perhatian Yusako. Apakah Ishigami merelakan Yusako dengan laki-laki lain setelah semua yang dia lakukan, atau dia akan melakukan tindakan lain yang lebih mengejutkan?

Pertanyaan terbesar adalah:
Bagaimana Ishigami memindahkan mayat Togashi dari apartemen mereka ke pinggir sungai yang berjarak puluhan kilometer?
Tanpa mobil.
Tanpa menarik perhatian banyak orang?


Ketika berhasil mengetahui semuanya, Yukawa hanya berkata, 
“Begitu…”, lalu menundukkan kepala dan terdiam. 

Terlalu terkejut untuk berkata-kata. Saya juga. 


Ketika sebagai pembaca mengetahui apa yang dilakukan Ishigami untuk menyingkirkan mayat itu, saya juga ingin berkata seperti Yukawa:

"Anda tidak tahu apa-apa tentang dirinya: betapa dia mencintai Anda dan tentang kerelaannya mengorbankan seluruh kehidupannya demi Anda."

***

Meski berisi pembunuhan, bagi saya, dasar kisah dalam buku ini adalah cinta.
Salah satu jenis cinta yang tak terduga. 


"Kadang demi menolong seseorang, yang harus kita lakukan hanyalah hadir di tempat itu."

***

Matematika dan Gunanya dalam Kehidupan Nyata

Semasa sekolah, salah seorang kawan pernah bertanya kepada guru matematika kami. Kira-kira begini:

“Untuk apa mempelajari rumus-rumus ini, Bu? Toh nggak bisa digunakan di kehidupan nyata.”

Saya tersentak karena keberaniannya bertanya.
Guru saya tersentak—mungkin karena tak pernah terbayangkan salah satu muridnya mengajukan pertanyaan seperti itu.

Di buku ini, Ishigami juga mendapatkan pertanyaan serupa:

“Apa sih gunanya hitungan diferensial dan integral? Buang-buang waktu saja!”—p. 129

“Untuk apa seseorang belajar matematika?”—p. 130

Dan ya, seperti kata Ishigami.
“Sayangnya, sedikit sekali guru yang bersedia menjawab pertanyaan sederhana itu. Tidak, mungkin justru karena mereka tidak bisa menjawabnya.”—p. 220

Guru saya tidak menjawab. Entah tidak mau atau tidak bisa.
Tapi di buku ini, Ishigami memberikan jawaban menarik kepada muridnya.

Kalau penasaran dengan jawaban Ishikawa, temukan dan baca buku ini. (づ ̄ ³)~

Atau, coba ikut giveaway.


***

Saatnya Giveaway… \('')/




Akan ada satu buku Kesetiaan Mr. X buat kamu.
Syaratnya:
1.  Pastikan kamu berdomisili di Indonesia.
2. Follow akun twitter saya (nggak harus) dan akun Gramedia.
3. Share link giveaway ini melalui media sosial kalian (nggak harus twitter) dengan hashtag #MrXBlogTour.
4. Jawab pertanyaan berikut:

Menurut kalian, untuk apa seseorang belajar rumus-rumus rumit matematika—selain tambah-kurang-kali-bagi?

5. Tulis nama, link share, alamat email, dan jawaban di kolom komentar.
6. Jawaban paling menarik yang terpilih akan jadi pemenang.
7. Giveaway ini hanya berlangsung 2 hari aja: 24 Agustus 2016-25Agustus 2016. Pengumuman pemenang serentak pada tanggal 29 Agustus 2016 bersama host yang lain.

Nah, semoga beruntung. (ʃƪ)


Thursday, 11 August 2016

Dua Peribahasa bagi Seorang Tersangka Pembunuhan

Ulasan Novel Konspirasi Takdir Karya Jeffrey Archer





Judul: Konspirasi Takdir [A Prisoner of Birth]
Penulis: Jeffrey Archer
Penerbit: Gramedia, 2008
Halaman: 616

Bagai Jatuh Tertimba Tangga

Tangga besi pula.

Mungkin itu peribahasa yang cocok menggambarkan kondisi Danny Cartwright (iya, nama keluarganya mirip Rianti, artis Indonesia yang mirip saya). Suatu hari, dia melamar pacarnya, Beth Wilson. Kemudian, dia, Beth, dan Bernie Wilson—kakak Beth, mengadakan semacam perayaan atas lamaran itu di Dunlop Arms—semacam kedai tempat minum.

Nahas, pengunjung lain di sana, empat orang laki-laki, mulai resek. Awalnya, salah satu dari mereka ngasih celetukan merendahkan. Karena tidak ditanggapi, celetukan itu semakin menjadi. Pancingan berhasil. Mereka berkelahi. Ketika pertengkaran sepertinya sudah akan dimenangkan tunangan dan kakaknya, Beth memanggil taksi. Hanya beberapa menit dia pergi. Tapi, yang dibutuhkan Beth kemudian ternyata bukan lagi taksi, melainkan ambulans.

Bernie tidak selamat selama di perjalanan menuju rumah sakit. Beberapa tusukan di tubuhnya membuat ia kehabisan terlalu banyak darah. Dan yang menjadi tersangka adalah Danny.
Danny dan Beth tidak menyangka, keempat orang yang ada di Dunlop Arms malam itu adalah orang-orang dengan posisi terhormat di masyarakat: pengacara, aktor, aristrokat, dan rekanan perusahaan terkemuka. Sementara Danny hanya karyawan bengkel. Dan satu-satunya saksi yang menguatkan dia adalah tunangannya, yang mungkin membelanya berdasarkan cinta.

Kepada siapa memangnya juri akan memihak?

***

Bagai Mendapat Durian Runtuh

Durian montong pula.

Setelah kesialan bertubi-tubi, Danny mendapat kesempatan emas. Justru kesempatan itu ia dapatkan di penjara. Dengan memberanikan diri mengambil risiko, dia berhasil bebas—dan kaya. Mulailah saatnya membalas dendam.

***

“Tugasmu membela klienmu sebaik mungkin, bersalah maupun tidak.”—p. 57 
Hal yang menarik dari buku ini bagi saya justru cara bekerja pengacara, jaksa, dan hakim ketika persidangan berlangsung.

Pertarungan Alex Redmayne—pembela Danny dengan Arnold Pearson—jaksa, mewakili kerajaan.

Misalnya, pertanyaan pertama Pearson untuk Beth. Bukannya bertanya “di mana Anda pada tanggal xxx”, atau “apa yang Anda lihat”, atau sejenisnya, ia malah bertanya:

“Miss Wilson, apa sarapan Anda pagi ini?”

Mengejutkan, memang. Seolah tidak terkait dengan kasus. Dan pasti saksi malah jadi bingung. Namun ternyata kaitannya adalah:

“Anda tidak ingat sarapan Anda pagi ini, tapi Anda ingat sekali ucapan yang Anda dengar enam bulan lalu.”

***


Saya mulai hilang kesabaran di halaman 480-an. Aksi pembalasan dendam Danny tidak bisa saya nikmati.


Malah kayak sinetron, pikir saya. Panjang betul dijabarinnya.

Jauh sebelumnya, pada saat pertemuan Danny dengan rekan satu selnya, Nick dan Big Al, saya sudah sempat mengernyit. Nick dan Big Al bisa dikatakan sangat baik kepada Danny. Kelewat baik untuk orang yang baru kenal. Dan saya sependapat dengan Big Al: ngapain Nick sampe ngajarin Danny cara makan di restoran mewah?

*spoiler*
Bahkan, Nick membuat wasiat kalau dia mewariskan seluruh hartanya kepada Danny.
*spoiler end*

Masalahnya, karakter Danny nggak memikat pembaca—saya—seperti dia berhasil memikat Nick, Big Al, dan tokoh lain yang membelanya mati-matian.
Memang, dia berusaha berjuang melawan tuduhan pembunuhan. Bahkan tawaran agar dia mau mengakui saja pembunuhan itu agar hukumannya jauh lebih ringan ditolaknya.

“Kalau kau menerima tawaran itu (mengakui), kau dapat meniti hidup bersama Beth dalam kurun 2 tahun.” 
“Hidup macam apa?”—101

Tapi nggak seistimewa itu karakternya. Bahkan, dia sempat merendahkan orang berdasarkan latar belakang.

Ia [Danny] membayangkan apakah Molly akan seterpesona itu jika tahu bahwa dia baru saja melayani anak tukang parkir di Grimsby Borough Council.—p. 485

Memang kenapa kalau dia anak tukang parkir? -____-“

Tapi, saya jadi ingat jawabannya—kenapa Danny bisa mendapat dua peribahasa tersebut—ketika melihat judul buku ini: Mungkin, itu semua memang konspirasi takdir. [*]



Pages