Entri Populer

Thursday, 24 November 2011

Agatha Christie: Murder in Mesopotamia (Pembunuhan di Mesopotamia)

Pembunuhan di Mesopotamia (1936)

SINOPSIS

cover seperti yang saya punya
Kasus kali ini mengambil setting di Mesopotamia. Pada sebuah sekumpulan arkeolog di sana. Cerita bermula ketika seorang suster, Suster Amy Leatheran yang sedang bimbang akan kembali ke Inggris atau menetap dulu di  daerah Timur Tengah itu. Ketika itulah datang tawaran dari Dokter Reilly. 


Dokter Reilly mempunyai seorang teman yang bernama Doktor Leidner yang sedang mencari seorang suster untuk menemani istrinya. Ketika Suster Leatheran menanyakan alasannya, mereka seolah enggan mengungkapkan alasan yang sebenarnya. Maka, suster itu mulai menebak-nebak. Apakah karena penyakit syaraf, atau narkotika, atau hal lain? Dari beberapa orang yang dijumpainya, ada pula gagasan bahwa istri doktor Leidner tidak apa-apa. Hanya mencari sensasi. Untuk mengetahui yang sebenarnya, suster itu harus menunggu agar dapat bertemu langsung dengan istri Doktor Leidner, Louise.

Ketika tiba di tempat itu, Suster itu bertemu dengan sekumpulan orang dengan hubungan yang menarik. Beberapa benci, beberapa cemburu, beberapa cinta, namun yang pasti, ada kekakuan di antara mereka. Padahal, mereka sudah satu tahun tinggal bersama. 

Sepasang suami istri Mercado. Istrinya cemburu sekali dengan Louise.
Nona Johnson yang memuja Doktor Leidner.
Richard Carey, sahabat Doktor Leidner yang tampaknya tidak bisa berdamai dengan Loise.
Pastor Lavigny yang menganggap bahwa Louise adalah wanita jahat.
Reiter, pemuda yang menjadi santapan lezat bagi Louise untuk selalu dipermainkan.
Coleman dan Emmot yang memperebutkan Sheila, anak Dokter Reilly, sekaligus juga tidak dapat menahan diri untuk tidak mengagumi Louise.
Sheila, gadis muda yang merasa seharusnya dialah yang menjadi pusat perhatian, bukan Louise yang sudah separuh baya itu.

Begitulah. Penyebab rasa cemburu yang beredar adalah karena Louise cantik sekali. Dan, pintar.
Louise menyambut baik kedatangan suster itu. Doktor Leidner merasa senang melihatnya.
 
Suster itu menyimpulkan bahwa Louise ketakutan terhadap seseorang. Namun, dia masih memerlukan waktu beberapa lama sebelum dapat memastikan apakah yang menjadi dasar ketakutan Louise itu sungguhan, imajinasi, atau buatan. Sebelum menemukan jawaban pasti, Louise terbunuh. 

Suster itu merasa sangat menyesal karena merasa telah gagal melakukan tugasnya. Namun, suaminya lebih menyesal lagi karena selama ini tidak menganggap serius ketakutan istrinya itu.


Di tengah-tengah kasus itu, kebetulan sekali, Hercule Poirot sedang berada tidak jauh dari sana. Maka mulailah Poirot melancarkan aksinya. Kali ini, dia menjadikan Suster Leatheran sebagai kaki tangannya. Namun, Poirot merasa khawatir, ya.... Dia merasa khawatir. Karena pembunuhan dapat menjadi kebiasaan. Dan sesuai prediksinya, jatuh korban kedua. Tapi, bukan Suster Leatheran, melainkan.... (hampir saja saya mengacaukan keasikan kalian membaca novel ini dengan menyebutkan nama korban kedua. Nah, sekarang sudah saya edit..., untunglah....)

Kematiannya mengerikan, karena dia menelan cairan asam korosif (HCL). Cairan yang digunakan untuk membersihkan belanga-belanga hasil penemuan penggalian. Dia terbiasa bangun tengah malam dan minum air putih. Ternyata, air itu sudah diganti dengan cairan asam dan dia sudah meminumnya. (Saya membayangkan, pasti mulut, tenggorokan, dan mungkin lambungnya, jika cairan itu sudah sampai ke sana, melepuh bahkan mungkin sebagian sudah hilang menguap. Mengerikan.) Namun saat begitu,  dia berusaha sekuat tenaga mengucapkan kata-kata terakhirnya. Anehnya, bukan nama pembunuhnya yang dia sebutkan, melainkan, "jendela... jendela...."

***

cover lama...

cover terbaru











Novel Agatha yang ini menarik. Bagi saya, kebanyakan karyanya yang ada Poirot pasti menarik, sih. Kali ini, saya membuat sinopsis salah satu novel Agatha yang saya miliki. Saya baru punya empat dari total sekitar delapan puluh karya Agatha Christie... (T_T). Sehingga, rincian namanya sedikit lebih baik. Demikian pula saya harap dengan penyampaian sinopsis cerita novel itu. Semoga sudah lebih baik.

Beberapa hari ini, tidak ada waktu untuk menulis di blog, kalopun ada waktu luang, saya gunakan untuk mengejar target tulisan saya sendiri. Semoga bisa selesai tepat waktu. Namun karena sudah beberapa hari absen, saya berusaha menebusnya hari ini. Bukan dengan intermezo berupa lirik lagu. Tapi, kembali menulis sinopsis buku versi saya.

Semoga bermanfaat.
Nah, terima kasih sudah mampir... (>.<")//

4 comments:

  1. Saya malah belum pernah sekalipun baca seri Agatha yg ada Poirotnya, kebanyakan Miss Mapple sih. Tapi eh itu tumpukan kapan dibacanya ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hyakakak... sini, aku bantuin baca...
      Miss Marple menarik, tapi Poirot sulit dilupakan (^-^)
      *uhukk... :D

      Delete
  2. novel ini novel agatha christie yang paling saya suka. yang pertama saya baca dan yang paling saya sukai. Alami sekali cara penyampaiannya dan si pembunuh ini benar-benar tak terduga. saya udah ngira emmot, carey atau nyonya mercado? eh tahunya....... (boleh disebutin gak sih? hehehhe...) Saya paling suka waktu, poirot udah tahu siapa pembunuhnya. terus waktu mau 'mulai' dia bilang 'Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang."

    ReplyDelete
  3. eh, jangan disebut... >_<
    Kalo Miss Marple, suka?

    ReplyDelete

Pages