Judul : XX
Penulis : AR
Arisandi
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2007
Tebal : 216
halaman
Cover buku XX sumber: http://resensiku.blogdetik.com/files/2009/01/xx.JPG |
(Lho, nggak ada editornya? Apa ni naskah bersih dari
penulisnya tanpa diedit, ya?) *garuk2
Begitu ngecek halaman belakang, nggak ada pula tentang
penulisnya. Okay…, Arisandi inih mao identitasnya disembunyikan, tah?
Mari kita bahas.
Sinopsis (diambil persis dari back cover buku XX)
Aku tak sabar menunggu hari saat kita bisa menghabiskan pagi
dengan melihat anak-anak kita tumbuh, dan menikmati senja dengan melihat
matahari terbenam. XX
Selama bertahun-tahun, Liana menerima SMS yang berisi
pernyataan cinta dari seseorang yang hanya menyebut dirinya sebagai XX>Liana
tidak punya bayangan sedikit pun siapa orangnya yang setia memujanya demikian
lama, sampai kemudian XX menyampaikan sesuatu yang hanya diketahui Liana dan
sahabat-sahabatnya serta suami-suami mereka.
Apakah XX ternyata salah satu dari suami-suami
sahabat-sahabatnya itu?
Lalu apa artinya XX? Mengapa dia tidak menyebut dirinya X
kalau hanya tidak ingin menyebut namanya? Kenapa harus XX?
Di antara banyak pertanyaan, satu hal yang Liana yakini—XX
pernah berada “satu frame” bersamanya di salah satu masa dalam hidupnya.
Liana harus menelusuri masa lalunya untuk menemukan pikiran
sakit seseorang yang tak bisa berhenti mencinta.
***
Sekarang, sinopsis versi saya. Mmm…, penjabaran sinopsis mungkin (?).
Liana adalah salah satu anggota geng D7++. Awalnya, nama
geng itu adalah D7 saja. Diambil dari alamat kos mereka, yaitu Dago 7. Anggota
geng itu adalah empat wanita: Dona, Mela, Putri, dan Liana. Dua orang
laki-laki, Doddy dan Akmal, yang kemudian menjadi pacar Mela dan Putri sering
bergabung dengan mereka sehingga geng itu pun berubah nama menjadi D7++.
Setelah semua anggotanya menyelesaikan kuliah, geng ini bubar.
Seperti umumnya hubungan yang terpisah jarak cukup lama,
mereka mulai renggang. Namun, tetap berjanji akan berkumpul setidaknya setahun
sekali. Dan tahun ini, mereka berjanji akan berkumpul dengan lengkap. Doddy
sudah menikah dengan Putri. Akmal sudah menikah dengan Mela. Liana dengan
Yaris. Dan, Dona dengan Archie. Pada pertemuan itu, Liana sedang dalam proses
perceraian. Dan pada pertemuan itu, mereka kembali membahas pemuja rahasia
Liana, XX.
Liana digambarkan sangat cantik. Tipe wanita yang dapat
melumpuhkan logika laki-laki. Oke, imajinasikan artis favorit kalian
masing-masing, kira-kira seperti itulah Liana. Bukan hanya pemuja rahasia, pemuja
terang-terangannya pun banyak. Termasuk, Akmal dan Doddy.
Novel ini mengambil sudut penceritaan orang pertama, melalui
Dona. Pencarian jati diri XX yang diyakini pernah menjadi bagian masa lalu
Liana membawa cerita flashback ke
masa-masa tokoh-tokoh ini kuliah melalui cerita Dona.
Kecurigaan demi kecurigaan pun muncul. Karena bisa jadi, XX
adalah orang terdekat Liana. Termasuk, Akmal, Doddy, bahkan Archie. Semua itu
memicu pertengkaran demi pertengkaran. Mengguncang persahabatan dan pernikahan.
Punya temen cewek cantik banget yang sampe bikin cowok nengok nggak mau ngedip
itu memang bangga-bangga jengkel. Tergantung situasi. Haghaghag….
Mengorek-ngorek masa lalu memang tidak selalu menyenangkan.
Apalagi, jika hasilnya mungkin menghadirkan kebenaran yang menyakitkan.
Masing-masing tokoh mendapat pelajaran hidup dalam proses pencarian XX.
Lalu, siapakah XX?
***
Satu hal yang saya yakini, penulis ini terkontaminasi oleh
Agatha Christie. Itu pasti << maksa. Hahay.... Entah kalo ditambah penulis lain, yak. Beberapa
gayanya menyembunyikan fakta mirip Agatha. Buat yang baru baca model novel
begini, mungkin akan terpesona. Salah satu temen kos saya buktinya. Dia
terpesona dan bilang bagus.
Nah, kalo buat yang udah sering baca novel model begini…,
nggak begitu surprise, jadi nggak
begitu ngena karena udah bisa ketebak. Salah satu temen kos saya yang lain
sependapat dengan ini. Saya pun termasuk golongan yang terakhir itu. Hm…, agak
lupa karena sudah lumayan lama bacanya. Tapi, sepertinya, sebelum bab lima,
saya sudah bisa menebak siapa pelakunya.
Bukan sombong. Begini, ketika membaca novel detektif, kalau
saya boleh menyebutnya begitu, kita akan memiliki banyak sekali dugaan.
Jangan-jangan A, B, atau C? Lalu, sepanjang cerita, kita akan mencocok-cocokkan
dengan tuduhan kita itu. Ketika semakin banyak yang cocok…. Nah! :D
Ibarat benteng, penulis sudah berusaha memberi banyak lapis
pertahanan, tapi… masih berhasil tertembus. Beda dengan Agatha Christie yang…
*baiklah, saya harus berhenti sebelum menyimpang terlalu jauh.
Walaupun begitu, novel ini cukup menarik untuk dibaca sampai
selesai. Yah…, setidaknya untuk membuktikan bahwa analisis kita memang benar. :)
Secara keseluruhan, ini salah satu novel detektif buatan orang Indonesia yang lumayan banget. :D
Kalau ingin mengetes kemampuan menebak pelaku kejahatan
dengan fakta-fakta yang cukup adil, cobalah baca buku ini dan ceritakan… pada bab
berapa kalian mulai bisa menebak siapakah XX sebenarnya.
Sekian.
Terima kasih sudah mampir. (>0<)/
Hai Ainini. Ulasan yang bagus. Terimakasih.. bermanfaat
ReplyDelete