Entri Populer

Tuesday 19 May 2015

Ulasan dan Giveaway buku Senja yang Mendadak Bisu--pengumuman pemenang

Judul: Senja yang Mendadak Bisu
Penulis: Lugina W.G. dkk.
Editor: Ainini
Penerbit: de TEENS
Tahun Terbit: April 2015
Halaman: 240 halaman
Kampus Fiksi bermula dari impian Bapak Edi Akhiles untuk memanas-manasi penulis-penulis muda. Caranya adalah dengan memberi fasilitas bagi mereka. Aih, zaman saya muda dulu, mana ada pelatihan model begini. Kalopun ada, jarang, pake banget. Apalagi yang gretongan.


Nah, sejak diadakan dari tahun 2013, Kampus Fiksi sudah menelurkan banyak alumni. Yah, saya sebut menelurkan karena untuk memecah cangkangnya tetap perlu kemauan dari penulis itu sendiri. 


Iya, walaupun kamyu-kamyu *mendadak unyu* ikut acara pelatihan menulis 1000x kalo nggak ada tekad ya percuma. *ambil cermin*

Dalam rangka ultah KF kedua ini, peserta untuk kumcer diperluas dengan peserta dari KF, baik reguler maupun roadshow. Jadi, pesertanya lebih banyak....

Beberapa cerpen dengan cepat dieliminasi. Banyak faktor, terutama ketidaksesuaian dengan tema. Beberapa lagi..., tim juri butuh diskusi dan debat, mana yang masuk dan mana yang nggak.



Pembaca dapat menemukan beragam pesona budaya di Indonesia dalam buku ini. Dan mungkin kemudian akan memilih salah satunya sebagai cerita favorit. 

Saya sendiri suka dengan cerpen “Rambu Solo untuk Ambe”—tentang pengorbanan dan adat. Dari judulnya sudah bisa ditebak, kan? Tentang perjuangan seorang anak untuk mengadakan upacara rambu solo bagi ayahnya. Tapi nggak jadi favorit kalo nggak ada apa-apanya. Kalo dikasih tau di sini ya nggak seru lagi, atuh... XD

Meskipun, tetap cerita “Iki Palek” yang paling meninggalkan kesan pedih setelah membacanya sehingga saya pilih untuk mengedit paling akhir. Cerpen ini berhasil membuat saya merasakan pedihnya kehilangan. 

Yosani sudah kehilangan hampir semua anggota keluarganya. Demikian pula dengan jari-jarinya. Iya, setiap kehilangan salah satu anggota keluarga, Yosani harus memenggal sebuah ruas jarinya. Hingga tersisa satu jari, kelingking kirinya.



Yosani menguatkan hati sekali lagi. Kapak di tangannya sudah mengacung di udara. .... Dan sekali ayunan, ruas jari kelingkingnya menghilang. Darah banjir di sekitar. Merah seperti biji saga. Ia meringis kesakitan.—p. 47


Pas baca bagian itu, ngilu. Tapi ternyata itu belum seberapa dibanding baca ending-nya. Ish, sebel. 

Kalau ingin mengenal budaya Lampung, kalian bisa berkunjung ke cerpen “Pi’il Pesenggiri” yang menunjukkannya dengan baik.


“Api ubat malu, Indung?”
“Mati, Anakku.”—p. 139

Karena berasal dari Lampung, saya bisa membayangkan bagaimana sulitnya memperjuangkan kisah cinta di antara aturan adat. Dan cerpen ini mungkin bisa membuka pola pikir para pejuang cinta.

Dari negara Tiongkok, ada kisah “Tentang A Fen”, “Jangan Sebut Dia Singkek”, dan “Malam Ketiga Belas Setelah Tahun Baru Lunar”. Keduanya tentang cinta yang manis.

Apakah melulu tentang cinta? Ah, nggak juga. Dalam “Otok” ada kisah tentang bully. Iya, mungkin tanpa disadari, kita semua pernah melakukan bullying. Sejak kecil. Jadi inget lagu “Gajah”-nya Tulus. Tapi, nggak banyak orang yang berhasil bangkit dari batu-batu yang dilempar kepadanya. Kebanyakan menerima saja hingga babak belur dan terkubur. Yah, cerpen ini mungkin akan membuka kenangan masa kecil kalian.

Mengedit naskah dengan latar budaya membuat saya memilah-milah mana yang sebaiknya di-Indonesia-kan dan mana yang dibiarkan. Salah satu naskah yang saya biarkan adalah “Penerus Klithik”. Jika ada yang hendak menilik KBBI, tentu dapat menemukan kata klitik sudah termaktub. Namun, tidak saya gunakan. Karena, rasanya tentu berbeda antara “klitik” dan “klithik”. Yang kedua lebih medok. *alasan macam apa inih?* *lalu dibegal*

Berbicara mengenai adat di Indonesia, tentu tak lepas dari hal-hal mistis. Demikian juga yang akan ditemukan pembaca dalam cerpen “Battle Tirakat”, “Gadis di Pulau Seberang”, “Kunang-Kunang Ranu Lus”, “Moksa”, “Pohon Randu Wangi”, dan “Yang Bernama Yang Tergambar Yang Berarti”. *ish, ampon judul cerpen yang paling akhir panjang beud, yak* *itu cerpen yang ending-nya langsung ngingetin saya sama lagu Nasar, tapi yang nulis dan temen-temen juri yang laen nggak ada yang tau lagu itu. *coba kalo kalian sudah baca nanti kabarin ke saya, tau nggak lagu itu... 

*oke, cukup sampai sini perkara melenceng dari tema ini* *setel dangdut biar fokus*

Buat yang suka kisah cinta yang manis-manis pedih *ish, istilah apa pulak inih* atau pedih-pedih manis *sama aja woi!* akan kalian temukan dalam “Hikayat Terpendam Gadis Lasem”, “Kapurung”, “Pasola”, “Sarangan”, “Segenggam Mayam”, dan “Tanduk Emas”. 

Kalau sudah baca, barulah kalian paham istilah yang saya karang tadi. 
Atau, kalau sudah pernah merasakan kisah cinta yang penuh warna, mungkin langsung bisa bayangin yang saya maksud. 
Kalau yang sampe sekarang masih jomblo adem ayem ya... coba baca dulu aja, siapa tau pas nanti suatu ketika entah kapan kalian ketemu dengan cemceman, kisah di dalamnya bisa dijadiin pelajaran. 

Bahwa cinta nggak melulu manis.
Bahwa cinta lebih sering pedihnya.
Ngahahahahaha....

Sekarang, cerpen terakhir, yang jadi juara sekaligus judul buku ini, “Senja yang Mendadak Bisu”.

Cerpen ini berhasil memvisualisasikan dengan baik suasana pedesaan, hingga rasanya kita bisa mendengar suara tawa anak-anak yang berisik di sekitar balong; juga kegundahan hati Bah Kanta yang perlahan merasakan senja di desanya menjadi bisu. 
Ketika pemuda-pemuda kota mulai terlihat memburu burung caladi bawang dan ketika air kendi mulai tergandi air kemasan, Bah Kanta mungkin sudah mendapat firasat bahwa senja di desanya perlahan menjadi bisu. 
Maka, Bah Kanta mulai bergerak, berusaha melakukan pencegahan. Tapi, tak pernah Bah Kanta duga, senja bisa mendadak bisu. Secepat itu. Apa yang membuat senja Bah Kanta tiba-tiba bisu? 


Gustiiii! Bah Kanta mendekap dada kirinya dengan gigi gemeretak. Seperti ada yang meremas jantungnya kuat-kuat hingga sesak. Aliran Cisaninten yang kian susut berkelebat di benaknya. Lalu senyap. Senja tiba-tiba tak terdengar lagi.—p. 202

*Nah..., sesak Bah Kanta dengan mudah akan kita dirasakan juga oleh pembaca*

Hosh, hosh. *minum dulu*

Okeh, itu aja. Kalo mau dibahas satu-satu semua cerpen di dalemnya, nanti ulasan ini malah jadi satu buku sendiri pulak. Ahahahah....

Nah, sekarang saatnya giveaway.
Akan ada satu buku Senja yang Mendadak Bisu dan satu totebag Kampus Fiksi untuk satu pemenang.

note: ini bukan saya.
makasih buat fotografer (Ayun) 'n modelnya (Winda)

Caranya gampang:
  1. Follow @divapress01 atau like fanspage Penerbit DIVA Press.
  2. Share giveaway ini ke temen-temen kamu. Bisa lewat twitter, facebook, instagram, BBM, WA, Line, e-mail, SMS, tilpun, surat, telegram.... *oke cukup*

  3. Jawab pertanyaan berikut:

Ceritain salah satu hal yang khas dari daerah kalian. Boleh makanan, permainan, tarian, ritual, dan sebagainya, yang jarang diketahui orang.

  1. Giveaway ini  berakhir pada tanggal 17 Mei 2015.
  2. Pengumuman tanggal 18 Mei 2015.
  3.  Jangan lupa ikutin blogtour selanjutnya:
    18-24 Mei 2015 di http://bibliough.blogspot.com/
    25-31 Mei 2015 di http://dionyulianto.blogspot.com/
    1-7 Juni 2015 di https://rezanufa.wordpress.com/
  4. Udah, itu ajah.


Baiklah, maafkan saya...
Kemaren saya mengalami kesulitan mendapatkan sinyal... *halah* Setelah ngetik dan nyoba berkali-kali apdet lewat HP dan gagal, saya memutuskan menunda. Maaf, ya....


(´._.`)

Setelah membaca komentar-komentar kalian, ternyata Indonesia kaya banget budaya. Tapi, karena cuma bisa milih salah satu. Saya milih jawaban Yosepri Wiranda.
Sebambangan bisa jadi alternatif kalo kamu mau nikah tapi nggak dapet restu.
Tapi, cara ini nggak recommended, deh. 
    Restu orang tua itu penting....


Nah, buat yang belum beruntung, masih ada 3 blog lagi.
Semangat....


(ˆˆ)
 
Terima kasih...  (づ ̄ ³)~

41 comments:

  1. Di daerah aku ada Ritual yang bernama BESIK
    Besik itu ritual yang dilakukan dengan membersihkan makam sebelum bulan puasa dan mendoakan para leluhur yang telah tiada setelah besik biasanya juga terdapat nasi kuning , apem ? (Makanan Khas Jawa Tengah) untuk dibagikan ke semua warganya^^

    Wish me luck ヽ(*≧ω≦)ノ

    ReplyDelete
  2. Ujung selatan kota Nganjuk, namanya Ngliman. Ada sebuah air terjun yang katanya tertinggi nomor dua di Indonesia, namanya Sedudo. Setiap satu Muharram atau sering disebut satu Suro ada Kirap Pusaka, yakni sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh para Tokoh masyarakat diiringi arak-arakan masyarakat berjalan menuju Sedudo untuk menyucikan pusaka-pusaka peninggalan Leluhur. Uniknya, yang mengambil air dari Sedudo adalah para pemuda pemudi--masing-masing sepuluh orang--yang masih perjaka dan perawan serta tidak sedang haid (perempuan). Hal tersebut sebgai simbol Kesucian, sebab pusaka-pusaka tadi dicuci untuk kemudian disucikan.

    ReplyDelete
  3. Didaerahku(probolinggo) ada suatu kebiasaan yg dikenal dgn istilah "petik laut" yg diadakan setiap 2 tahun sekali. Dalam acara ini para nelayan akan melepaskan sebuah oerahu kecil yang sudah diisi penuh oleh barang barang seperti kepala sapi, emas, alat rumah tangga dan masih banyak lagi. Barang- barang itu didapat dr iuran para nelayan. Dengan adanya kebiasaam tersebut diharapkan hasil melaut kan melimpah dan berkah.
    #Share adat kotaku

    ReplyDelete
  4. nama : eny
    twitter : @enythxz
    email : enytok03@gmail.com


    UPACARA GAREBEG
    Garebeg adalah upacara adat Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun untuk memperingati hari besar Islam. Mengenai Istilah Garebeg,ini berasaldari bahasa Jawa “Grebeg”, yang berarti “Diiringi para pengikut”. Pengertian lain mengatakan bahwa Gunungan itu di perebutkan warga masyarakat ang berarti di Grebeg atau Garebeg.

    makanan khas dan unik : tiwul,gatot,sego jagung, bakmi letek, abangan yang rasanya kecut

    mainan : gojlak gajlik,delik'an, sepak kingkong, dll

    ReplyDelete
  5. Salah satu yang khas dari kota kudus adalah lentog tanjung. Lentog tanjung adalah makanan yang terbuat dari lontong dan diberi sayur tewel atau gori, biasanya disajikan bersama telur puyuh. Lentog tanjung lebih spesial dari makanan khas lainnya seperti soto, jenang, garang asem karena harganya yang murah dan hanya bisa dibeli di desa tanjung.

    ReplyDelete
  6. Yang unik dari kota saya dimedan yang jarang diketahui adalah tempat wisata Taman Buaya Asam Kumbang merupakan taman penangkaran reptil buaya terbesar di Indonesia. Taman yang memiliki luas dua hektar ini bahkan menjadi taman buaya terbesar di Asia Tenggara.Di sini ada sekitar dua ribu lima ratus buaya dengan berbagai ukuran, termasuk buaya yang telah berumur empat puluh tahun lebih,buat yang berani uji nyali lihat-lihat buaya kalo kemedan jangan lupa ya singgah ketaman ini.

    ReplyDelete
  7. Paciran adalah salah satu tempat kecil yang terletak di ujung utara kota Lamongan, tempat wisata yang terkenal adalah WBL dan Maharani Zoo and Goa. Kalau membahas masalah pariwisata tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Jumbleg alias Jumbreg adalah salah satu makanan khas Paciran, terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air aren beserta gula aren kemudian dibungkus dengan dau aren yang berbentuk seperti terompet. Rasa legitnya tersa dari gigitan pertama sampai akhir. Enggak percaya? Coba dan rasakan sensasinya...

    ReplyDelete
  8. pekalongan biasanya terkenal dengan gurihnya nasi megono yang terbuat dari gori atau nangka muda, soto tauto yang dibumbui dengan bumbu tauco, pindang tetel dengan kuah campuran buah pucung, atau lopis raksasa yang hanya ada saat puncak acara syawalan berlangsung. yang satu ini mungkin belum banyak orang mengetahui, kopi tahlil. ya, dilihat dari namanya saja sudah pasti kuliner yang satu ini berhubungan dengan ritual 'tahlilan' yaitu acara pembacaan doa untuk jenazah. awalnya kopi ini hanya disajikan saat acara tahlilan berlangsung, namun karena rasanya yang nikmat dengan racikan bumbu yang khas kopi tahlil sekarang bisa dinikmati kapanpun. di alun-alun kota pekalongan pedagang kopi tahlil ini sudah banyak dijumpai. tidak perlu lagi menunggu jamuan tahlilan lagi bukan?

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Lamongan Kota Soto. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Soto merupakan makanan khas Lamongan. Namun selain soto ada makanan lain yang menjadi makanan khas kota ini, Tahu Campur asli Desa Padengan-Lamongan. Jenis makanan ini terdiri dari lontong, perkedel singkong, tahu goreng, selada, tauge, mie kuning, petis udang, sambal, kuah, irisan daging sapi, dan kerupuk ikan. Tidak hanya di kota asal, Tahu Campur juga bisa dijumpai di kota lain, salah satunya adalah Surabaya. Karena di sana banyak pedagang asli Lamongan yang menjual makanan tersebut.

    ReplyDelete
  11. Gue tinggal di Ngawi. Dan di Ngawi ada slh satu tradisi / ritual unik yg dilaksanakan setiap tahunnya. Yaitu "Ritual Keduk Beji". Ritual ini dilaksanakan seusai musim panen raya sbg rasa penghormatan kpd Eyang Ludro Jiwo. Lbh jlanya, Ritual ini diadakan malam Selawa Kliwon setiap tahunnya. Ritual ini dlksnakan di Desa Tawun dg diikuti byk orang. Slain itu Ngawi dknal sbg kota Bambu. Krn Ngawi brsl dr kata Awi yg brrti bambu. Dan uniknya, Ngawi mempunyai batik khas yang memiliki motif bambu. Semua batik Ngawi seperti itu. Motifny khas dg bambu.

    ReplyDelete
  12. Mungkin akan banyak yang belum tahu kuliner dari daerah Karo (salah satu bagian dari suku Batak) ini. Makanan yang saya mau perkenalkan adalah Terites. Terites biasanya disajikan pada saat pesta tahunan di kampung/desa atau di acara-acara adat lainnya. Makanan ini bisa dibilang unik dan ekstrim. Terites berbahan dasar berbagai macam sayuran/dedaunan/rumput yang diambil dari perut besar sapi, kerbau, atau kambing yang belum dicerna (jangan mual dulu yaa, hehehe). Terites ini kuliner berkuah, sejenis sup atau soto, berwarna coklat, mirip rawon. Walaupun kuliner ini diambil dari rumput, daun, sayur yang ada pada perut besarnya sapi, kerbau, atau kambing, tapi percayalah itu belum jadi kotoran dan masih segar. Coba diingat-ingat lagi pelajaran IPA atau Biologi dulu, rumput yang baru dimamah di mulut sapi, kerbau, kambing akan ditelan kemudian dimasukkan ke lumbung penyimpanan dulu (perut besar) baru kemudian akan dimamah kembali baru lah dimasukkan ke bagian pencernaan. Makanya mereka disebut hewan memamah biak. Kembali ke teritis, hehe. "Kotoran" yang jadi bahan dasar kuliner ini akan diperas untuk diambil sarinya. Sarinya yang berwarna hjau inilah yang akan jadi kuah, kemudian ditambahkan berbagai bumbu seperti asam, jahe, kunyit, sereh, dan rempah lain, sehingga tidak lagi berasa pahit dan amis. Terites ini dimasak dengan babat, kikil, sumsum, kepala, dan bagian-bagian lain selama kurang lebih 3-4 jam. Walaupun terlihat mudah memasaknya ternyata ga semua orang bisa membuatnya terasa enak, kalau tidak ahli akan berasa amis dan pahit. Terites dipercaya memiliki nilai gizi tinggi. Terites juga bisa menyembuhkan maag dan melancarkan pencernaan lho. Gimana? Tertarik untuk mencoba? :D

    _chori_
    twitter: chori_g

    ReplyDelete
  13. Bicara tentang yang khas di daerah saya Wonogiri Jawa Tengah. sebenarnya banyak mulai dari makanan, wisata, tradisi adat istiadat dan lain-lain. Ok, saya akan bahas tentang makanan dulu. Jadi makanan yang khas di Wonogiri itu adalah "cabuk". Cabuk merupakan makanan yang berbahan dasar wijen dimana biasanya disajikan sebagai pelengkap nasi tiwul. Rasanya pedas-pedas agak getir itu yang membuat makanan ini begitu khas. Proses pembuatannya susah gampang, karena begitu rumit. Lalu, wisata yang khas di Wonogiri adalah " Museum Karst". Tempat wisata ini terdiri dari sebuah museum utama yang didalam nya berisi replikasi manusia purba serta gambaran kehidupannya. Di sekitar museum itu terdapat 7 gua yang jarak satu gua dengan yang lainnya tidak begitu jauh, bisa di bilang seperti kompleks gua di perbukitan gamping. Oiya, museum ini begitu unik dan juga merupakan yang terbesar se-Indonesia bahkan se-Asia Tenggara.
    Untuk tradisi yang khas di Wonogiri adalah "mikul ilir". Mikul ilir adalah sebuah tarian yang hanya ada saat upacara pernikahan. Biasanya ditarikan saat tamu dari pihak pengantin pria datang. Penarinya terdiri dari 2 orang pria, seorang dari pihak pengantin pria dan seorang lagi dari wanita. Penari dari pihak pria membawa pikulan yang berisi peralatan seperti kukusan, kipas yang terbuat dari bambu, dimana tarian ini selesai apabila penari dari pihak wanita telah berhasil merebut pikulan nya.

    ReplyDelete
  14. Ndolalak merupakan tarian khas Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Tarian ini masih sering dipakai dalam acara-acara resmi maupun tak resmi. Konon, tarian ini bermula dari peniruan beberapa penggembala terhadap gerakan tarian serdadu Belanda. Dominasi nada do-la-la dalam lagu-lagu yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka, membuat tarian ini disebut tari ndolalak.
    Awalnya tari ndolalak tidak menggunakan instrumen musik dalam pertunjukannya, tetapi dengan lagu yang diyanyikan oleh para pengiring. Kemudian dalam perkembangannya, tarian ndolalak menggunakan instrumen Bedug, Gendang, Rebana (gendang) , kadang ada pianonya. Sedang untuk iringan nyanyian menggunakan syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasihat. Isi syair dan pantun yang diciptakan merupakan campuran dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sederhana. Tarian ndolalak pada awal kemunculannya ditarikan oleh para penari pria. Namun, seiring berjalannya waktu, ditarikan oleh perempuan. Bahkan sekarang, hampir di tiap grup ndolalak semua penarinya adalah wanita. Penari pria sudah jarang sekali ditemukan.
    Kostum dalam tarian ndolalak mirip dengan pakaian serdadu Belanda yaitu dengan baju lengan panjang dilengkapi pangkat, topi pet, dan disertai kaca mata hitam. Dalam pertunjukannya, biasanya tarian ini dilakukan dengan 8-10 bahkan ada yang 16-20 orang sekaligus. Untuk kemudian menari dua orang-dua orang. Dalam tarian ini ada keunikan tersendiri, dimana ada saat penari kesurupan. Biasanya dalam sekali pertunjukkan terdapat satu sampai dua orang yang kesurupan. Saat kesurupan, mereka akan meminta barang-barang seperti pecahan kaca, padi, dan bunga untuk dimakan. Selain itu mereka juga akan meminta minuman, seperti teh, kopi, dan kelapa muda bahkan softdrink. Lama waktu kesurupan sekitar 15-30 menit. Kadang sekali ada yang sampai satu jam. Untuk sekarang, tarian ndolalak ditampilkan dalam acara-acara tertentu tanpa dengan kesurupan dan para penari menggunakan celana yang lebih di bawah lutut untuk menjaga kesopanan mengingat tarian ini pada dasarnya menggunakan celana pendek.

    ReplyDelete
  15. Perkenalkan, nama saya Yosepri Wiranda. Saya berasal dari Palembang, saya tinggal di Desa di Kab. Ogan Komering Ulu. Berbicara mengenai tradisi/budaya/adat. Aku akan berbagi cerita mengenai perkawinan yang terjadi didaerahku. Model perkawinan ini telah berlangsung lama dan turun temurun yang merupakan adat-istiadat dikampungku di Sumatera Selatan. Ketika ada sepasang laki-laki dan perempuan menikah, maka dilaksanakan seperti pada umumnya. Akan tetapi disamping itu ada lagi model pernikahan lain dikampungku, namanya “Sebambangan”.

    Sebambangan itulah julukannya, ketika ku tanya kepada orang yang mengerti adat dan istiadat dikampungku, sebambangan diartikan sebagai “kawin lari”. Seorang gadis dibawa pergi oleh bujang (sebutan untuk laki-laki yang belum nikah) ke KUA. Adapun si gadis meninggalkan sepucuk surat berisi tentang gadis tersebut telah sebambangan dengan bujang tersebut. Dalam surat itu juga tertera permintaan/mahar si gadis, biasanya seperti mas satu suku, dodol/wajik, dan uang. Jumlah tersebut sesuai dengan kesepakatan antara si bujang dan gadis.
    Sedangkan orang tua dari pihak si gadis mau tidak mau harus merestui sebambangan mereka. biasanya orang tua sudah mengetahui siapa bujang yang dekat dengan anak gadisnya tersebut. Namun ada juga orang tua yang tidak tahu menahu dan inilah yang sering membuat orang tua kaget dan harus merestui hal tersebut.

    Sehari setelah sebambangan, si bujang dengan orang tuanya menghadap ke orang tua si gadis. Istilahnya mengakui kesalahan anak bujangnya sambil bermusyawarah mengenai mahar yang diminta, kapan wajik/dodol akan diantarkan. Nah sebelum wajik/dodok diantarkan biasanya ada “nasi penyusul” berupa nasi dan lauk pauk yanh dihantarkan ke tempat si gadis. Sedangkan dari pihak keluarga si gadis mengundang sanak famili dan jiran tetangganya, membacakan peramalan dan menghidangkan hantaran si bujang tadi. Namun makanan tersebut dibagikan setelah rombongan dari pihak si bujang telah pulang.

    Naaah…begitulah sobat model lain perkawinan dikampungku. Namun tidak setiap pernikahan dilaksanakan seperti itu, tergantung si bujang dan si gadis. Sebaliknya sebambangan inilah lebih sering dipakai dari pada “Lamaran”. Begitulah yang terjadi dikampungku sobat.. bagaimana dengan kampung kalian ???...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam.
      Silakan kirim nama dan alamat kamu ke Kak Nita di 0818 0437 4879 kasih tagar #BlogTour
      :)

      Delete
    2. Ia kak... terima kasih... :)

      Delete
  16. Beberapa khas dari kota ku tercinta yaitu dari kulinernya, yup apa lagi kalo bukan keripik tempe. Namun disini aku lebih memilih untuk membahas Topeng Malangan yang sekarang sudah mulai punah dikikis jaman. Lain dari itu, masih banyak seniman malang yang masih mempertahankan kesenian ini. Tari topeng malangan mulai ada sejak abad ke-13 Masehi. Beberapa pakem dari tarian ini masih dipertahankan dan selebihnya mengalami perubahan, seperti pertunjukan topeng malangan dulu berkisar antara jam 8 malam sampai 4 subuh sekarang paling lama hanya sampai jam 11 malam. Pada prosesi tari ada beberapa adegan yang kan dilakonkan sesuai tema seperti jejer sepisan yaitu adegan kerajaan Jawa / Panji lalu disusul dengan grebeg Jawa yaitu pengembaraan Panji (gending Angleng atau kalem). Selanjutnya ada jejer kapindo yaitu adegan di kerajaan sabrang (gending setro atau agak keras) kemudian diruntut tiap adegan grebeg sabrang yaitu adegan pengelanaan raja Klono bersama para patih untuk mencari putri yang akan dinikahi atau menaklukkan kerajaan lain. (gending gondo boyo atau keras).Perang grebeg yaitu pertemuan antar Panji dengan kerajaan Sabrang (gending gondo boyo atau keras).Jejer katelu yaitu adegan pertapaan / kerajaan lain (gending Angleng atau kalem) Potrojoyo-Gunung sari (gending pedhat atau biasa). Adegan ulangan kerajaan pertama. Dan terakhir jejer kalima yaitu perang besar antar kedua kerajaan (gending gondo boyo atau keras). Sebelum prosesi tari ada beberapa acara pembuka seperti tabuhan gending giro, nggiro adalah musik pengiring pementasan yang dimainkan dengan perangkat musik khas Jawa. Kemudian pembacaan sinopsis pementasan tari dan pembacaan mantra (pembacaan mantra sendiri diyakini untuk keselamatan penari dan penonton sekalian). Penutupan dari acara ini sang dalang menutup kegiatan Senin legian tersebut kemudian anak wayang beserta panjak memakan sesajennya. Memang ini mengandung mistis, namun tak ada salahnya untuk mempertahankan budaya lokal :)

    ReplyDelete
  17. Kesenian Teater Dul Muluk (Palembang)

    Kesenian ini muncul di masyarakat dulunya dari seorang pedagang keturunan Arab bernama Syech Ahmad Bakar atau popular di panggil Wan Bakar yang datang ke Palembang pada abad ke-19. Teater tradisional ini menceritakan kisah Abdul Muluk Jauhari yang merupakan anak seorang sultan. kesenian Dul Muluk dipentaskan di beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, syukuran dan lain-lain.
    Bentuk kesenian ini sudah berkembang. Sekarang sudah ada musik pengiring, pemeran tidak hanya di perankan oleh Wan Bakar, ada pakaian khusus, make-up dan sebagainya, sehingga sudah tampak seperti teater. Jika diibaratkan dengan beberapa kesenian di provinsi lain, Dul Muluk mirip Ketoprak dan Ludruk dari Jawa, hanya saja tokoh utamanya Abdul Muluk Jauhari.
    Di teater ini, di awal dan di akhir ada nyanyian dan tarian yang di sebut ‘Beremas’ dan di iringi beberapa instrument musik sederhana seperti rebana. Tapi, sekarang pementasan Dul Muluk sudah menggunakan beberapa alat musik pengiring tambahan seperti gong, biola, gendang dan jidur. sekarang Dul Muluk sering diadakan di atas panggung, sering diperlombakan atau dipertontonkan dalam acara-acara khusus, selain itu tarian dan nyanyian ‘Beremas’ juga masih ada, namun sudah dikreasikan dengan beberapa tampilan yang lebih menarik.
    Ciri khas lain dari Dul Muluk adalah kuda Dul Muluk. Beda dengan kuda lumping, kuda itu lebih dihias dengan beberapa pernak-pernik seperti manik-manik agar lebih menarik. Penyampaian dialog dalam Dul Muluk berupa syair-syair sehingga memberikan kesan tradisional yang cukup kental. Syairnya kayak syair melayu karena tokoh Abdul Muluk Jauhari diceritakan berasal dari negeri Barbari.
    Kalau lagi ada yang pasang tarup alias punya hajatan, Dul Muluk ini yang paling ditunggu karena sekarang sudah banyak dikreasikan jadi mirip Dul Sawan (acara teater di TVRI khas Palembang). Pengemasan ceritanya jadi lebih lucu dan menghibur. Selain itu pemerannya sering berinteraksi dengan penonton sehingga nggak bikin bosan.

    ReplyDelete
  18. "Pulak"

    Banyak kalik katak inik.

    ReplyDelete
  19. MAKANAN: Madiun "Kota Gadis", tapi lebih terkenal dengan kota Pecel. karena Pecel itu makanan khas madiun. jujur, setiap saya makan di warung pecel di luar kota yang memakai label "Pecel Khas Madiun" rasanya tidak senikmat Pecel yang saya nikmati di daerah Kota Madiun sendiri, kalau Pecel Madiun yang di jual di luar kota madiun rasanya pasti ada yang kurang, entah itu hambar, atau cuma terasa "anyep", tidak terasa nikmat, tapi yang sering terasa berbeda adalah rasa sambal pecelnya. sambal pecel asli Madiun rasanyapas, gurih, pedas, asin, manis, campur ada dan terasa semua. kalau sambal yang dibuat orang luar madiun meskipun mereka menamai sambel pecel itu tidak segurih aslinya.
    TRADISI: ada yang namanya "cucuk lampah" yaitu seseorang yang mengantar pengantin menuju kursi dekor setelah dan sebelum ganti pakaian pengantin, biasanya cucuk lampah itu lekong/banci, dan tingkahnya mesti aneh-aneh, kadang nyanyi, nari jawa, ngajak joget manggolo sama putri domas dll. yang meramaikan suasana resepsi pernikahan.
    GAME: kalau game..! ini termasuk game tradisional banget, namanya "Utik", mainnya pakai 2 kayu sebesar jari jempol, yang satu pendek sekitar sejengkal dan yang satu panjang sekitar satu meter. yang pendek di taruh di atas lobang di tanah kemudian di cutik/di pukul ke atas sampai melompat dan di pukul menyamping sekeras-kerasnya dan sejauh-jauhnya, dan itu yang menentukan poin setiap anak. seberapa jauh pukulan yang di dapat, mengukurnya memakai kayu yang pendek.

    ReplyDelete
  20. TRADISI. Di daerah aku dayeuhluhur jawa tengah, ada yang namanya Babarit. Babarit merupakan suatu tradisi kumpul – kumpul sambil makan dengan warga satu RT dipimpin oleh kokolot (sesepuh). Selain mengucapkan doa – doa tradisi ini juga bisa dijadikan moment mengumumkan hal yang penting. biasanya ngadain Babarit setiap sebelum bulan ramadhan dan setelah ada lini, aku sendiri tidak begitu tahu tentang lini, tapi menurutku lini itu sama dengan gempa bumi.

    ReplyDelete
  21. Saya berasal dari Madura. Makanan khas Madura yang kayaknya nggak ada di tempat lain itu adalah campur. Campur adalah makanan berkuah. Biasanya isinya adalah lontong, kecambah, sedikit potongan daging sapi (dipotong dadu kecil-kecil), dan sohun. Lalu kuahnya ada dua macam, tapi saya nggak tau bumbu kuahnya apa aja wkwk. Ada kuah merah dan kuah bening. Kebanyakan orang lebih suka kuah merah, tapi saya lebih suka kuah bening, hehehe. Ada lagi Kaldu. Kaldu juga makanan berkuah. Terdiri dari lontong, kacang hijau, potongan dadu daging sapi (kadang ditambah kikil) dan kuah kaldu. Rasanya nggak usah ditanyakan lagi, enak banget. Lalu ada dua macam keripik yang hanya pernah saya lihat di Madura. Namanya keripik tette dan keripik tangguk. Keripik tette tebuat dari singkong tapi pembuatannya dan rasanya beda dengan keripik singkong biasanya. Sedang keripik tangguk, saya nggak tau bahannya dari apa, digoreng dengan wajan super besar. Karena keripik tangguknya juga besar banget. Kalo di warung-warung biasanya menjual keripik yang sudah dipotong-potong. Tapi kalo beli di tempat pembuatnya langsung, biasanya dijual per-lembar dan itu besaaaaar banget hehe

    ReplyDelete
  22. Aku berasal dari Pandeglang-Banten. daerahku ini walau tak jauh dari ibu kota Indonesia yang terkenal sebagai kota megapolitan yaitu Jakarta, namun daerahku ini benar-benar berbanding terbalik dengan keadaan daerah 'sebelah'. Di daerahku ini tidak tersentuh oleh mall, bioskop, ataupun gedung-gedung pencakar langit dengan puluhan lantai. Persis di tengah kotaku ini ada berbagai bangunan peninggalan penjajah yang masih terawat dengan baik, mulai dari balai budaya, dan tower air yang berada pas di tengah jalan utama kota. Pada bangunan itu tidak ada perubahan yang cukup signifikan, hanya beberapa kali dilakukan peremajaan dengan melakukan pengecatan ulang. Daerahku ini juga memiliki berbagai macam makanan khas, namun satu yang menjadi primadona yang hampir disukai oleh semua orang, yaitu jojorong, makanan yang dibungkus dengan daun pisang yang di dalamnya terdiri oleh tiga lapisan, lapisan pertama yang paling atas yaitu adonan tepung yang berwarna putih, lapisan kedua yaitu adonan tepung yang berwarna hijau, dan lapisan ketiga yang merupakan pemanisnya yaitu gula merah cair. rasanya sangat enak, perpaduan dari rasa gurih yang berasal dari adonan tepung dan rasa manis yang berasal dari gula cair.

    ReplyDelete
  23. yang unik dari kabupaten sragen adalah sarung goyor. sarung goyor merupakan yang memiliki motif khas dan bertekstur lembut sehingga mempunyai nilai plus dibandingkan sarung-sarung pada umumnya. sarung goyor hanya didominasi dengan warna warna cerah saja, seperti merah, hijau dan ungu karena warna tersebut dapat timbul dengan maksimal. keunikan sarung goyor yang lain dibandingkan sarung-sarung pada umumnya yaitun pembuatannya yang menggunakan ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin. Selain itu sarung ini juga memiliki kesitimewaan mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungan. jika musim hujan pemakai sarung akan merasa hangat. sebaliknya jika saat panas, kain sarung ini akan terasa sejuk di badan.

    ReplyDelete
  24. Soto Medan merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia dan merupakan salah satu ciri khas makanan yang terdapat dikotaku yaitu kota Medan.. Hal ini terbukti dengan dimasukkanya Resep soto medan ke dalam salah satu varian dari mie instan yang beredar di Indonesia. Satu hal yang menjadi ciri khas dari soto Medan adalah terletak pada kuahnya yang berwarna kuning dan mengandung santan.Yang membedakan Resep soto Medan dengan soto lainnya adalah penggunaan jinten (jintan) pada bumbunya. Hal inilah yang menyebabkan rasa Soto Medan akan terasa segar ketika disantap meskipun kuahnya relatif kental karena mengandung santan. Di Medan banyak pedagang makanan yang berjualan soto, mulai dari emperan hingga restoran, dengan cita rasanya masing-masing.
    Jika anda berkunjung ke Kota Medan, ada dua soto Medan legendaris yang pantas anda coba. Resep soto Medan ini sedikit berbeda, namun keduanya terkenal dengan cita rasanya, yakni Soto sinar pagi dan Soto udang kesawan.Soto Medan Sinar Pagi dan soto Medan Kesawan.Resep soto Medan legendaris dimiliki Rumah Makan Sinar Pagi. Restoran ini menyediakan nasi soto dengan cita rasa yang khas dan maknyus. Kenikmatan rasa soto Medan Sinar Pagi ini bukan hanya diminati oleh orang Medan saja, para wisatawan yang berkunjung ke kota Medan pun biasanya akan ketagihan jika sudah mencicipinya. Cita rasa gurih dan segar langsung terasa begitu Anda mencicipinya. Anda bisa menikmati kelezatan cita rasa soto Medan sinar pagi setiap hari. Sinar Pagi menyediakan soto ayam, soto daging, dan soto paru (jeroan), yang dipadukan dengan perkedel kentang..Resep soto Medan lezat legendaris selanjutnya dimiliki oleh Kedai Soto Kesawan dengan menu khasnya soto udang. Selain soto udang, menu soto yang lain yang tersedia di kedai soto Kesawan antara lain soto daging, soto ayam dan soto paru (jeroan) juga tersedia. Soto Kesawan juga merupakan salah satu pelopor kedai nasi soto di kota Medan sejak tahun 1960-an. Satu hal yang membuat kedai soto ini tetap eksis di pusat kota Medan hingga saat ini adalah cita rasanya yang menggugah selera.Soto udang Kesawan ini memiliki cita rasa yang berbeda dengan Soto Medan lainnya dikarenakan menggunakan seafood (udang) sebagai bahan utama. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena bau amis khas seafood tidak akan Anda temui pada soto udang Kesawan.

    ReplyDelete
  25. Tulungagung adalah kampung halamanku, kota kelahiranku, kemanapun ku pergi ku akan tetap kembali ke Tulungagung. Ada sebuah kebiasaan unik disini, namanya Cethe (Nyethe), hingga Tulungagung pun mendapat julukan Kota Cethe. Pagelaran Lomba Nyethe pun pernah digelar. Apa itu Cethe (Nyethe)? Cethe adalah ampas kopi, Nyethe adalah seni menghias rokok dengan ampas kopi. Konon katanya, akan menambah kenikmatan dalam rokok itu sendiri jika sudah di-cethe. Tak jarang pula mereka mengumpulkan rokok yang sudah di-cethe untuk jadi stok. Jangan heran jika ke Tulungagung harus menemui banyak sekali warung kopi, disinilah para pecinta Cethe terlahir. Seperti apa contoh rokok yang sudah di-cethe? Silahkan teman-teman browsing sendiri.

    ReplyDelete
  26. Nama : Husnul Khotimah
    Setiap menyebutkan alamat pada teman dari luar daerah, komentar mereka hampir selalu seragam, “Wah..., Lombok indah ya?”
    Hm... perasaan bangga pasti ada. Yah, sewajarnya sajalah, biar tidak dibilang berlebihan.
    Tapi, apa sih yang indah dari pulau yang yang diberi julukan pulau seribu masjid ini? Pantainya? Alamnya? Atau makanannya?
    Hm... berbicara soal makanan. Setiap orang lombok atau yang pernah mengunjungi lombok, pasti tahu pelecing kangkung atau bahkan disuguhkan makanan ini. ya. Jenis makanan cukup terkenal memang dan menjadi ciri khas suku sasak yang menyukai makanan pedas. Kangkung lombo yang tentunya tak sama dengan daerah lain menjadi kuncinya, dan tentu saja olahan cabe dan bumbu lainnya.
    Tapi jenis makanan khas lombok tidak hanya pelecing. Masih ada bebetok juga. Makanan yang terbuat dari daun talas yang diberi isi parutan kelapa muda yang dibumbui dan diberi tambahan danging atau ikan, lalu disiran dengan kuah santan yang gurih.
    Tidak seperti pelecing kangkung, bebetok cenderung lebih sulit ditemukan. Bukan saja karena lebih susah menemukan daun talas sebagai bahan utamanya. Tapi juga karena membuat bebetok in tidak bisa sembarangan. Jika hampir semua orang lombok bisa bikin pelecing kangkung dengan mudah, beda perkara dengan bebetok. Makanan ini dibuatnya agak lama dan ribet, serta punya teknik tertentu. kalau cara memaskanya keliru, bisa-bisa bikin serak dan gatal tenggorokan. Nggak lucu kan kalau setelah mkan bebetok malah ga bisa tidur akibat tenggorokan yang gatal minta ampun.
    Tapi justru disinilah letak istimewanya bebetok. Karena tak semua orang sukses membuat bebetok yang enak, ia jadi langka. Dan langka itu yang membuat ia semakin istimewa. Jadi jangan heran kalau ada yang berjualan bebetok bakal diserbu pembeli yang merindukan makanan ini.
    Hm... harusnya saya belajar memuat jenis makanan ini dari dulu. Berhubung ibu saya dikenal dengan bebetok buatannya yang lezat dan tentu saja jauh dari rasa gatal.


    ReplyDelete
  27. Nama : Sylvia Fratamasari
    twitter : @viadravia
    email : draviamalfoy@gmail.com

    ada sebuah makanan yang khas di daerah tempat tinggalku yaitu di Kecamatan Padalarang, Kab. Bandung Barat. Cuanki, mungkin bagi sebagian orang makanan ini masih cukup asing. Makanan ini biasa di bilang 'Baso Bandung' jika di tempat lain. Kenapa di bilang begitu? ya karena memang ini mirip seperti baso namun yang membedakannya adalah ada tambahan siomay dan tahu di dalamnya. Sekilas banyak yang bilang mirip baso malang namun dari segi rasa sungguh jauh berbeda.
    Pedagangnya biasa berkeliling dengan menggunakan panggulan namun karena jaman semakin modern sekarang mulai banyak pedagang cuanki yang beralih menggunakan gerobak.
    Sudah setahun ini aku tinggal di kota Depok. Sempat beberapa kali menemukan pedagang cuanki namun rasa tetap berbeda walau mereka memasang tulisan 'Asli Bandung'. Hal inilah yang sangat dirindukan ketika pulang ke rumah. Tukang cuanki langganan yang setia menanti kepulanganku.

    ReplyDelete
  28. Nama : Istiqomah Steviani
    twitter : @ISteviani
    email : stevianii5@gmail.com

    Di Jawa Tengah, tepatnya Banyumas. Disinilah daerah dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. makanan khas banyumas bermacam-macam sekali,
    meniran dan mendut : berasal dari bahan baku beras dan pake ampas kelapa
    ciwel, cenil, oyek, mawur dan intil : berasal dari bahan baku singkong
    ranjem, templek, dage, tempe bongkrek : berasal dari bahan baku ampas kelapa dan ada juga yang dari kacang kedelai.
    di banyumas juga terdapat ritual khas yang biasa disebut Cowongan, cowongan yaitu ritual meminta hujan dan mengharapkan bidadari turun ke bumi. di samping itu juga terdapat permainan khas seperti bodoran (pemain pingsut, pemain kalah harus jaga hampir mirip dengan petak umpet), sliring genting, kunclungan, sripat (yaitu permainan di air, tepatnya di sungai serayu)
    tarian yang khas juga ada tarian ebeg dan lengger

    ReplyDelete
  29. Dikota ku yaitu Mojokerto terutama didaerah Trowulan banyak sekali terdapat peninggalan kerajaan Majapahit seperti patung/arca yang tersimpan rapi di museum purbakala, umpak khas majapahit yang terdapat di Pendopo agung Trowulan, Candi wringin lawang yg dipercaya sebagai pintu gerbang kerajaan majapahit , selain itu juga ada candi brahu,candi gentong ,candi tikus ,candi bajangratu yang letaknya saling berdekatan . Ada juga kolam segaran yg diyakini sebagai tempat mencuci piring" emas milik kerajaan. Selain wisata budaya di Trowulan sendiri terdapat wisata religi yaitu makam troloyo yang ramai dikunjungi warga dr berbagai daerah. Ada Juga Patung Budha Tidur
    Maha Vihara Mojopahit yang merupakan patung budha terbesar ketiga di dunia.Disini juga sering diadakan acara pawai budaya dimana para warga berlomba dandan ala raja dan ratu majapahit dan pawai hasil tani warga yg disusun apik .Untuk makanan sendiri yang paling khas adalah sambal wader . Selain itu juga ada bakso bakar , ceker setan

    ReplyDelete
  30. Saya tinggal di desa Pundong 1, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Nah, saya mempunyai teman yang rumahnya tidak jauh dari tempat saya tinggal, nama desanya ialah desa Kasuran, berkecamatan di Seyegan. Di desa Kasuran tersebut, warganya tidak diperkenankan menggunakan kasur untuk alas tidur karena ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Teman saya pernah melanggar menggunakan kasur untuk tidur, selang beberapa jam, teman saya itu didatangi ular. Jadi orang-orang di desa Kasuran jika tidur hanya menggunakan tikar atau kasur yang terbuat dari busa. Begitulah desa itu dinamai desa Kasuran.

    ReplyDelete
  31. Nama Saya HAZIMUL IHSANI dari Kota SELONG, Lombok Timur, NTB.
    Di Daerah tempat tinggal saya, Desa Kebun Tatar Kelurahan Kelayu Utara. Di sore hari yang paling di tunggu-tunggu sama orang adalah minuman khasnya . yakni "Tuak Manis". fakta tentang Tuak Manis yang begitu khas ini, saya dapat ketika saya di tanya tentang alamat rumah.

    Setiap kali saya menyebutkan, "rumah saya tempatnya di Kelayu Utara".
    Orang langsung respon. "oh, yang banyak Orang Jualan Tuak Manis itu ya..??.

    Dari sanalah kemudian saya tau bahwa ternyata Tuak Manis sudah di kenal ke Khasannya di daerah tempat tinggal saya.
    Bukan hanya karena rasanya yang begitu enak, namun juga harganya yang murah. Dengan Rp10.000 saja sudah dapat 1 botol air mineral besar.

    Kebun Tatar Kelurahan Kelayu Utara, pada waktu sore disepanjang jalan, terlihat banyak pedagang yang berjualan Tuak Manis.

    Fakta dari pedagang bahwa Tuak Manis mengalami peningkatan pembeli, terjadi pada waktu memasuki Bulan Suci Ramadhan. Orang yang dari luar kota Selong, pada berdatangan membeli Tuak Manis, jalan-jalan sambil menunggu waktu buka, lewat dari daerah saya.

    Saya bangga dilahirkan di Desa Kebun Tatar, Dengan Kekayaan Alam yang Lebih.
    I LOve You Desa KU

    ReplyDelete
  32. Setiap malam purnama setiap bulannya, di kotaku Ponorogo--tepatnya di panggung utana alun-alun--selalu diadakan pentas seni. Menampilkan tari-tarian daerah. Pertunjukan seni REOG yang menjadi kebanggaan kota kami. Acara ini rutin dilaksanakan setiap bulan, tapi belum banyak diketahui masyarakat luad. Kebanyakan hanya orang Ponorogo dan sekitarnya saja, sih. Padahal menurutku pementasan seni itu sangat membantu promosi tentang kebudayaan dan kesenian Ponorogo.

    ReplyDelete
  33. Nama : Erdina Yunianti
    twitter : @Dinnaaa_27
    email : erdinayunianti21@gmail.com

    Beberapa yang khas dari kota Serang-Banten adalah makanannya, salah satunnya adalah Rabeg. Rabeg merupakan salah satu bagian dari masakan khas kuliner Kota Serang-Banten, menu masakan ini banyak kita jumpai di berbagai tempat, baik di pusat jajanan lokal, di pasar tradisional maupun di rumah makan yang menjual aneka jajanan dan masakan khas Banten. Bahan untuk membuat rabeg ini adalah : daging kambing, daun salam, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, jahe, jinten, pala bubuk, kayu manis, cuka, kecap manis, gula merah, garam dan minyak goreng.
    Rasa dari masakan ini manis pedas seperti semur bercampur tongseng, yang paling menonjol dari rasanya adalah jahe dan ladanya. Rabeg biasanya dapat kita jumpai di saat pesta dan selamatan, yaitu pesta pernikahan dan akikahan kelahiran anak.Pada umumnya, di setiap acara pernikahan maupun khitanan rabeg selalu menjadi sajian utama.Adapun yang menjadi teman makanan rabeg adalah nasi samin. Dan stu lagi makanan khas dari Kota Serang-Banten yaitu Sambel Burog, Sambel Burog adalah sambel yang terbuat dari cabe hijau yang di potong tipis-tipis memanjang dgn campuran kulit tangkil yang di potong tipis memenjang juga. Bahan untuk membuat Sambel Burog ini dalah : kulit tangkil, cabe hijau, daun salam, sere, lengkuas, bawang merah, bawang putih, ceberawit, kemiri, gula putih, dan garam. Rasa dari makanan ini adalah pedas manis dan yg paling menonjol dari rasanya dalah aroma peadas dari cabe hijaunya, Sambel Burog ini biasa di hidangkan bersama ketupat dan opor ayam. Banyak di konsumsi pada hari-hari besar seperti lebaran dan sukuran.

    ReplyDelete
  34. Cowongan (dulu) merupakan salah satu ritual khas di Kabupaten Banyumas. Ritual ini biasanya dilakukan oleh para petani disaat musim kemarau tiba, tentunya dengan tujuan agar hujan turun dan membasahi ladang mereka yang kering. Para petani mendendangkan mantra - mantra sambil menari - narikan boneka cowongan (boneka dari tempurung kelapa yang dihias dengan baju-baju). Namun seiring perkembangan zaman ritual ini tak lagi dilakukan. Padepokan Cowong Sewu mengangkat cowongan menjadi sebuah kesenian. Abah Titut, ketua padepokan tersebut mengulas filosofi dari mantra - mantra cowongan, juga membuat aksi teatrikal yang bertemakan cowongan.

    ReplyDelete
  35. Dari Jambi ada Tari Sekapur Sirih. Tari ini adalah tari penyambutan, berkembang sejak zaman penjajahan. Sampai sekarang, tarian ini ttap digunakan sebagai tari penyambutan. Bedanya jika dulu digunakn untuk menyambut tamu kebesaran krajaan, kali ini digunakn dalam penyambutan pernikahan.

    ReplyDelete
  36. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  37. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  38. Aku rasa pesona kampung halaman dengan segudang ciri khas dan kenangannya memang memiliki tempat tersendiri di hati kita. Tak heran bila kampung halaman akan selalu terlihat istimewa dan membuat kita selalu rindu untuk kembali pulang. Ada beberapa tempat wisata dan makanan khas dari daerah kampung halamanku, Bumiayu, sebuah kota kecil yang masuk dalam Kabupaten Brebes. Pertama adalah telaga Ranjeng dan Agro Wisata Kebun Teh Kaligua. Dua objek wisata itu berada pada jalur yang sama, namun terpaut jarak yang lumayan jauh. Dari desaku, kira-kira 30 menit untuk sampai Telaga Ranjeng, kemudian lurus selama 15 menit perjalanan kita akan sampai di Agro Wisata Kebun Teh Kaligua.
    Ada yang menarik di Telaga Ranjeng, saat kita menapakkan kaki ke dalam area telaga yang dikelilingi pepohonan rimbun itu, kita akan disambut ikan lele yang berkumpul hingga tepian telaga. Biasanya pengunjung akan membeli roti dan memberikan pada sekumpulan ikan lele tersebut. Ada mitos yang melekat di Telaga Ranjeng, yaitu jika ada orang yang mengambil ikan yang ada di telaga, maka orang atau desa orang tersebut akan segera ditimpa bencana besar. Dan sudah ada beberapa cerita yang menunjukkan kebenaran mitos itu. Nuansa mistis memang kental di Telaga Ranjeng. Di pintu masuk kita sudah disambut pohon besar yang biasa digunakan untuk pertapaan. Konon, di tengah telaga juga ada penguasa berupa ikan raksasa yang kerap kali muncul dan bisa dilihat oleh beberapa orang yang memiliki indra ke-enam.
    Meneruskan perjalanan ke Kaligua, kita akan menemukan banyak sekali objek wisata seperti Puncak Sakub yang bersuhu minus berada di bawah Gunung Slamet, gunung tertinggi kedua di Jawa. Lalu ada Gua Jepang, Curug Gembok, Sumber air abadi Tuk Bening, Wahana permainan anak, dan tentunya hamparan luas kebun teh yang menyejukkan mata. Semua ada di satu kawasan, Kaligua. Fasilitas yang ada juga lengkap mulai dari sarana ibadah, kafe, karaoke hingga penginapan.
    Satu lagi yang sering aku rindukan saat di kampung halaman, selain udara dan suasananya yang asri dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan yang panas, Bumiayu memiliki salah satu transportasi umum berupa delman yang biasa masyarakat sebut ‘dokar’. Jika di kota tempat aku merantau sekarang, aku hanya dapat menjumpai satu minggu sekali saat Car Free day, berupa Bendi Wisata dan harus membayar mahal, di Bumiayu aku bisa berkeliling menaiki kendaraan bertenaga kuda itu setiap hari dengan harga murah. Bunyi khasnya berlalu lalang, ‘tuk tik tak tik tuk’, membuat betah.
    Jika makanan, ada beberapa yang sulit kutemui di kota lain, meski bukan menjadi yang satu-satunya ada di Bumiayu. Karena khas kota lain, tapi sangat banyak dan terkenal enak di Bumiayu, seperti Soto Sokaraja, Tahu Aci Banjaran, Nasi Lengko, Telur Asin, Martabak, dan lain-lain. Selain itu, ada juga makanan yang sangat khas di Bumiayu, namanya Nasi Adep-adep. Berisi nasi dengan beberapa sayuran yang hanya di rebus dan ada yang mentah, lalu ada ikan teri kecil, kacang goreng, dan ditaburi bumbu kelapa yang khas. Ada pula makanan khas yang disebut Ketan Pencok. Ketan yang sudah dimasak pulen, ditaburi bumbu kelapa yang manis dan nikmat. Tak ketinggalan Krupuk Rambak yang berasal dari kulit kerbau yang digoreng menjadi panganan khas yang gurih dan lezat. Juga beberapa jajanan khas lainnya, membuatku sangat betah di kampung halamanku sendiri. Jika sempat, teman-teman bisa main ke kampung halamanku dan menikmati keindahan alam, suasana, serta makanannya. Aku jamin tidak akan rugi. Hehe.. :)

    ReplyDelete
  39. Aku berasal dari kota yang terkenal dengan lumpur Lapindo-nya, Sidoarjo. Meskipun Sidoarjo merupakan kota kecil, namun Sidoarjoa juga memiliki berbagai ciri khas, baik makanan, kesenian, dan tradisi. Salah satu tradisi unik dari kota kecil ini adalah tradisi Lelang Bandeng Maulud.
    Tradisi ini merupakan tradisi tahunan yang diadakan setiap peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan berlokasi di Alun-Alun Kota Sidoarjo. Selain bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, juga untuk meningkatkan kualitas produksi bandeng yang merupakan ciri khas kota Sidoarjo. Jangan dikira bandeng yang dilelang dalam acara ini adalah bandeng biasa. Bandeng yang dilelang merupakan bandeng spesial bernama Kawakan yang dipelihara 5-10 tahun dan beratnya sekitar 7-10 kilogram. Bukan main!!
    Tradisi ini tidak hanya sekadar melelang bandeng, namun dibarengi dengan pasar rakyat dan pagelaran seni seperti pertunjukkan tari Reog Cemandi dan Cokronegoro, dan musik hadrah. Oh ya, hasil pelelangan sepenuhnya akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan melalui yayasan sosial di Sidoarjo.
    Banyak warga Sidoarjo, terutama yang tinggal jauh dari Alun-Alun Kota, tidak tahu menahu tentang tradisi tahunan ini. Mereka mengira acara tersebut hanyalah acara pelelangan bandeng biasa pada umumnya. Tentu hal ini cukup disayangkan sebab semakin bergeraknya zaman, tradisi ini tentu akan ikut menghilang. Padahal banyak manfaat yang dapat diberikan melalui tradisi ini, terutama kaum kurang mampu dan petani tambak bandeng.

    ReplyDelete

Pages